Sabtu, 12 Maret 2011

0

Cerpen Bahasa Indonesia

 "WASIAT"

  “Po…pop…po..”…Bunyi itu seperti menyambut gerimis.Malam kamis,di luar bertiup angina ganas.Lalu ada bau amis, Semua penduduk di desa itu ketakutan. Hampir semua tak ada yang berani keluar rumah. Malam itu begitu mencekam, amat kelam. Wajah-wajah penduduk kelihatan begitu cemas, mereka berharap tidak akan terjadi apa-apa pada anggota keluarga mereka.
            Dahulu, sebagai cerita orang tua,bila ada kejadian seperti ini maka akan ada penduduk desa yang pulang ke rahmatullah. Dan keyakinan itu telah terselip rapi di benak penduduk setempat. Karena kejadian yang sama setahun silam pernah terjadi. Tempo itu, kepala desa meninggal secara mengenaskan, perutnya kosong melompong sehingga dia di kubur dengan perut bolong. Ada sebagian penduduk percaya bahwa kematian tragis dan aneh itu karena perbuatannya sendiri yang selalu menyelewengkan jatah beras untuk masyarakat miskin.
            Peristiwa dua tahun silam tak menghilang dari memori penduduk ketika seorang pengusaha yang berlagak pengusaha yang sering di panggil haji loppo tewas mengenaskan. Haji loppo memang orang paling kaya di kampong itu, tapi penduduk setempat mengenalnya sebagai tengkulak cengkeh dan kakao yang sangat pelit bin kikir.
            Masih menurut cerita para tetua. Konon yang berbunyi po..pop..po itu adalah seseorang yang memiliki ilmu hitam. Sebenarnya dua macam penganut ilmu hitam yang di takuti yaitu poppo dan parakan. Bedanya poppo bisa terbang sedangkan parakat Cuma di darat. Konon, seorang poppo tidak bisa meninggal dunia apabila tidak ada anggota keluarganya yang mengambil ilmunya sebagaimana warisan. Ia akan tersiksa dalam himpitan sakaratul maut dengan lidah menjulur-julur serta mata terbelalak.
            Sementara penduduk desa di kepung kecemasan dan ketakutan. Seorang penduduk yang bernama Lalibang tenang-tenang saja,dia berprofesi sebagai penggali kubur. Prinsip penggali kubur, ada mayat ada uang ada makan. Malam itu sepertinya harapan besar buat Lalibang karena di kampung itu seorang pengusaha kaya raya saudara almarhum haji Loppo yang bernama haji Lolo sakit keras. Warga cemas kalau kematian haji Lolo kelak mengikuti jejak haji Loppo. Di rumah yang lain, Lalibang kelihatan tidak bersemangat Tiba-tiba ia merasa ngeri.
Tujuh bulan yang lalu
            ”Wow...oh..woh..!” Perempuan tua itu mengerang kesakitan, antara hidup dan mati. Lidahnya menjulur-julur dan matanya terbelalak. Dia merintih terus menerus sambil memanggil cucunya. Nenek itu merasa ajalnya sudah dekat. Sebelum dia meninggalkan cucunya dia menyampaikan wasiat/asal usul tentang keluarganya ke cucunya. Nenek itu bercerita bahwa sebenarnya orang tua lalibang yang paling kaya di desa itu. Ayahnya adalah seorang pedagang yang gigih dan ulet,sedangkan ibunya adalah anak nenek satu-satunya. Maka dari itu harta nenek di serahkan kepada ibunya. Karena kesuksesan kedua orang tua Lalibang banyak orang yang iri dan berusaha untuk menjatuhkannnya. Dan seorang kepala desa itu sebenarnya paman Lalibang. Namun ia sangat membenci ayah Lalibang. Kedua orang tua Lalibang serta kakaknya di bunuh secara kejam oleh orang suruhan kepala desa yang bersekutu dengan Haji Loppo dan Haji Lolo. Sedangkan Lalibang bisa selamat karena waktu itu dia masih kecil, sehingga mereka tidak tega. Karena kekejaman kepala desa dan orang suruhannya nenek itu sangat mendendam. Tetapi tak mungkin nenek itu balas dendam langsung. Akhirnya Ia pergi berguru dan mewarisi ilmu poppo dari seorang tetua di kampung sebelah. Dan Haji Loppo telah menjadi korban ilmu itu. Nenek itu mewariskan ilmu hitam itu kepada Lalibang, dan berkata kepada Lalibang jangan mawariskan ilmu ini kepada keturunanmu.
            Tiba-tiba nenek tua itu merintih kesakitan , lidahnya menjulur-julur, matanya terbelalak galak. Dan perempuan tua itu telah menutup mata untuk selamanya. Tapi keanehan itu mendadak pada diri Lalibang, Lidahnya menjulur-julur,matanya memerah galak terbelalak. Lalu Pop...po..poppo.
            Malam Kamis itu masih terus mencekam. Tiba-tiba sikap Lalibang garang ingin balas dendam kepada Haji Lolo tetapi dia ingat oleh pesan neneknya. Akhirnya Lalibang membaca lafadz ayat-ayat suci Al-Qur’an, dan dia telah kembali seperti semula. Keesokan harinya Lalibang terlihat asyik menggali kubur bersama rekan-rekannya. Haji Lolo telah meninggal dunia, warga bersyukur karena mayat haji Lolo tidak mengalami keanehan seperti yang mereka kira sebelumnya.
            Sambil menggali kubur, mata Lalibang berkaca-kaca. Ia teringat dengan pesan neneknya. Tak boleh ada dendan. Lalibang berharap wasiat yang di beri kepada dia bisa menjadi penerang jalan hidup dia selanjutnya.Langit kian cerah, secerah hati Lalibang.

0 komentar:

Posting Komentar